You are currently viewing Menyapih Si Kecil dengan Cinta

Menyapih Si Kecil dengan Cinta

Fase saat bayi berhenti menyusu langsung dari payudara ibu atau menyapih adalah momen yang cukup emosional bagi ibu. Menyapih membuat bayi mengalami perubahan asupan nutrisi dan rasa dekat antara Moms dan bayi.  Inilah mengapa menyapih mungkin tidak pernah menjadi hal yang mudah. Namun, baiknya ibu tidak perlu khawatir. Meski tak lagi menyusui secara langsung, ibu tetap bisa Menyapih Si Kecil dengan Cinta.  Dengan bermain, membacakan cerita atau sentuhan peluk pada anak adalah hal yang bisa ditingkatkan frekuensinya untuk menambah momen kedekatan Moms.

Kembali pada menyapih, lalu kapan waktu yang tepat untuk menyapih?

Menyapih anak biasa dilakukan saat Si Kecil sudah menginjak usia 2 tahun. Namun lazimnya usia ideal menyapih bisa dilakukan saat anak sudah menginjak usia 6 bulan. Proses ini bisa lebih cepat atau lambat bergantung pada perkembangan anak yang pastinya berbeda-beda. Seperti saran dari WHO, meski bayi sudah bisa mengonsumsi makanan padat saat usia menginjak 6 bulan, namun Moms masih tetap bisa memberinya asupan ASI hingga 2 tahun.

Sebelum menyapih, Moms harus terlebih dahulu  mengenal cirinya. Tanda-tanda bayi yang sudah siap untuk disapih adalah saat bayi mulai tidak tertarik  untuk menyusui langsung dan juga terkadang sedikit rewel, maka dari itu Moms perlu memberikan perhatian pada hal-hal berikut dalam menyapih si kecil.

 

Lakukan dengan perlahan

Mulai untuk menyapih adalah tahap yang agak sedikit membingungkan, apalagi menyoal frekuensinya. Moms dapat mulai dengan mengatur tahapan yang ideal, tidak terlalu lama namun tidak terlalu sering. Hal ini tak hanya akan memberikan manfaat bagi anak, tapi juga bagi Moms. Mengurangi frekuensi menyusui sedikit demi sedikit akan membuat produksi ASI menurut secara bertahap juga yang akan berperan untuk menghindari risiko payudara bengkak.

Minta dukungan suami

Moms dan Si Kecil pastinya telah membangun ikatan emosional yang baik selama menyusui. Dari sanalah proses menyapih akan menjadi tantangan yang cukup berat bagi Moms, selain karena tak tega, Moms juga akan menjadi cemas karena takut bonding yang selama ini terjalin akan merenggang. Hal ini adalah hal yang wajar, namun Moms tak perlu takut karena sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi. Pada masa ini, Moms akan membutuhkan dukungan psikologi dari orang terdekat, siapa lagi jika bukan suami. Di sinilah Dads dapat mengambil peranan penting untuk tetap dapat konsisten bersama bunda dengan berbagai cara seperti menghibur apabila ibu merasa sedih saat menyapih dan tentu tidak menambahkan tekanan yang tidak perlu.

Teguhkan hati dan mental

Menyiapkan mental untuk melawan ketidaknyamanan dalam menyapih. Hal ini berkaitan dengan Si Kecil yang akan merasakan ketidaknyamanan sehingga akan membuatnya lebih rewel dari biasanya. Yang paling sering terjadi adalah tidur malamnya yang tidak nyenyak namun tidak dapat Mom’s tenangkan dengan ASI sehingga pada saat inilah orang tua khususnya Moms perlu lebih menahan emosi dan menjadi lebih sabar karena memang begitulah proses yang wajar dalam menyapih.

Karena itulah sebaiknya sebelum menyapih, orang tua khususnya bunda perlu meneguhkan hati jika memang ingin menyapih dan melakukannya sepenuh hati. Dalam perjalanannya pun biasanya akan muncul saat Moms menjadi tidak tegaan sehingga akhirnya memberikannya ASI lagi. Hal ini menjadi tidak baik karena akan membuat Si Kecil merasa bingung. Banyak berdoa dan memohon kekuatan Tuhan tentu akan menjadi penambah kekuatan yang baik sehingga menyapih si kecil dengan cinta akan terjalin.

Pahami alasan menyapih

Menyusui memang adalah moment istimewa bagi ibu dan bayinya, sehingga untuk menyapih akan menjadi fase yang cukup sulit. Sehingga sebaiknya Moms perlu mengenali terlebih dahulu alasan utama untuk menyapih sehingga dapat menjadi pakem yang dapat Moms jadikan penyemangat dalam menyapih. Ada beberapa alasan untuk menyapih, pada kasus tertentu akan ada alasan untuk menyapih lebih dini atau sesuai waktunya, misalkan pada usia anak yang baru menginjak usia 6 bulan, ketika gigi Si Kecil sudah mulai tumbuh dan menyebabkan kesakitan bagi ibu. Alasan lain seperti Bunda yang ternyata sedang hamil anak kedua sehingga perlu jeda akibat keluhan kesehatan karena hormon. Maka dari itu sebelum menyapih baiknya Moms sudah terlebih dahulu menguatkan alasan untuk menyapih, apakah lebih dini atau normal, alasan eksternal dan lainnya.

Nikmati prosesnya

Menyapih bukan sekadar mengubah gaya hidup Si Kecil, namun juga menyoal kenyamanan yang ia dapatkan saat menyusu ASI secara langsung. Oleh karena itu Moms juga perlu membuat proses menyapih dengan nyaman. Menyapih Si Kecil dengan Cinta akan menjadi fase yang akan Bunda dan Ayah nikmati. Ya, karena Ayah juga terlibat dalam proses ini maka Ayah dapat berperan untuk mengajak Si Kecil melakukan aktivitas yang mengalihkan kebiasannya untuk menyusu seperti memainkan mainan yang membutuhkan durasi lama seperti mainan soft book yang akan bermanfaat bagi ayah untuk mengajarkannya hal-hal baru.

Seiring waktu berjalan Moms akan lebih terkuras emosinya untuk menghadapi tingkah rewel, dam rasa iba yang kerap muncul, apalagi jika Si Kecil sudah menunjukan raut memelas. Segala fase ini membutuhkan sikap yang bijak agar memudahkan bagi orang tua dalam menikmati segala proses yang terjadi.

Masa menyapih merupakan tanggung jawab bersama antara Bunda dan Ayah. Kerja sama sangatlah diperlukan untuk menghadapi segala fase naik turun yang akan terjadi. Ingatlah bahwa fokus yang harus dituju selama menyapih adalah kenyamanan bagi Bunda dan Si Kecil sehingga segala prosesnya dapat terjadi dengan lancar. Semangat!

 

Tinggalkan Balasan