Buah hati Moms mungkin saat ini sedang berada di usia di mana ia sangat aktif bergerak. Apakah Moms yang memiliki anak balita pernah memiliki pengalaman si kecil jatuh dari tempat tidur, lalu kepala anak terbentur lantai Atau saat sedang berlari-lari, tanpa sengaja kepala anak terbentur sesuatu? Moms mungkin langsung ikut merasakan sakitnya dan muncul rasa panik. Pasalnya, kepala dan tengkorak anak-anak belum sekokoh orang dewasa.
Saat kepala anak terbentur, lalu apa yang bisa kita lakukan? Tenang dulu, Moms. Lihat dulu yuk, pertolongan pertama saat kepala anak terbentur berikut ini. Sebelum Moms menentukan pertolongan pertama bagi kepala anak yang terbentur, perhatikan dulu bekas benturannya. Ingat-ingat juga bagaimana anak bisa terbentur tadi.
Pasalnya, anak-anak belum memiliki pemahaman terhadap rasa sakit yang akurat. Anak bisa saja tampak meringis atau tertawa, padahal benturannya parah. Atau anak justru menangis meraung-raung meskipun benturannya tidak seberapa. Bila setelah diperhatikan dengan cermat tidak ada luka yang terbuka di kepala, ubun-ubun, atau dahi anak, siapkan kompres dingin.
Bungkus es batu dengan kain lembut dan tempelkan pada bagian kepala yang terbentur selama 15-20 menit. Ulangi setiap tiga hingga empat jam, ya. Kalau si kecil benar-benar merasa kesakitan, Moms bisa berikan obat pereda nyeri misalnya ibuprofen. Namun, perhatikan dosis yang dianjurkan untuk anak. Bila Moms tidak yakin, segera hubungi dokter anak.
Luka yang terbuka harus segera ditangani. Bersihkan lukanya dengan air dan sabun yang ringan, misalnya sabun bayi. Kemudian bubuhkan obat antiseptik secukupnya pada bagian yang luka guna mencegah infeksi dan tumbuhnya bakteri. Terakhir, tutup lukanya dengan plester atau kasa steril. Hindari menggunakan kapas supaya tidak ada partikel atau serat-serat kapas yang ikut menempel di luka si kecil.
Dalam beberapa kasus, benturan di kepala anak butuh penanganan darurat. Menurut Carol deMatteo, seorang ahli terapi klinis dari McMaster University di Kanada, benturan kepala pada anak mungkin saja menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Perhatikan kalau anak menunjukkan tanda-tanda berikut ini:
- Mual dan muntah
- Kejang
- Perdarahan dari hidung (mimisan) atau telinga
- Hilang kesadaran (baik cuma beberapa detik atau cukup lama)
- Gangguan penglihatan misalnya jadi buram atau berbayang
- Hilang ingatan
- Hilang koordinasi dan keseimbangan tubuh misalnya jalan jadi miring atau tidak bisa menyendokkan makanan dengan benar